Minggu, 18 November 2012

pernah dengar tentang Leonardo da Vinci ? Mona Lisa ? Jamuan Terakhir ? yap...L.da Vinci adalah pelukis terkenal yang telah mandunia, beberapa hasil lukisannya ya itu, Mona Lissa. ia juga sekaligus seorang ahli Anatomi.
Leonardo merupakan anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina. Ia memiliki nama lengkap Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser Piero dari kota Vinci.
Pada usia belia, Leonardo sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio dan mulai melukis di Firenze. Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis, Leonardo juga sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain.
Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati (Duke) di sana. Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma.
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang katedral Santo Petrus. Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman.
Di dalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris.
Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.
Setelah meninggal dunianya, sangat kuat ditengarai bahwa Leonardo pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat.
Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'.
Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas perempuan pelacur diperistri oleh Yesus. Namun semua hal tersebut tidak terbukti kebenarannya, hingga saat ini, sehingga tudingan ini hanya dianggap sebagai langkah untuk memojokkan posisi umat Kristiani.

Sabtu, 17 November 2012

Pict of Bunkasai 8 @AuditUnand

Time to reorganized my memories bout Japanese Culture Festival that's held one year ago. it's like to be simple, there'r many contest, ex: Cosplay, Manga Drawing, J-Dorama, J-music, Kanji Contest, Kana Contest, and many more.
and so, Obake (Ghost House). before they (ghost) act, i ask them to spend their little time to take some pictures.
here we go !!!

















Japanese do in June


First of all - Backdrop
Jepang merupakan Negara yang mempunyai empat musim yaitu musim semi (haru), musim panas (natsu), musim gugur (aki) dan musim dingin (fuyu). Sama halnya dengan Negara lain yang mempunyai empat musim, Jepang juga mengalami perubahan musim tiap periode tertentu. Yang membedakan adalah Jepang selalu mengadakan suatu perayaan atau festival yang identik dengan musim yang akan atau sedang berlangsung. Inilah yang menjadi ciri khas Jepang. Sama halnya dengan musim semi (haru), pada saat musim panas pun ada hari-hari tertentu yang menjadi simbol pelaksanaan suatu matsuri. Misalnya Nyuubai, Taue, Tanabata, Bon dan Doyou.
Contents
Menurut salah satu sumber, musim panas di Jepang baru akan mejelang pada bulan Juli. Musim yang menurut informasi lain adalah musim yang memaksa kita harus siap menahan panasnya udara dan teriknya sinar matahari. Masa di mana siang jauh lebih panjang dibandingkan dengan malam hari.
Bulan Juni ini merupakan bulan Juni pertama bagi saya tinggal di Jepang. Dalam sebulan ini udara Jepang saya rasakan begitu gerahnya. Sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan saat musim dingin. Menurut informasi musim, sebetulnya bulan Juni masih termasuk ke dalam musim semi atau mungkin tepatnya adalah bagian akhir musim semi menjelang datangnya musim panas. Layaknya sesuatu yang berada pada posisi antara, mungkin itu pula yang menyebabkan kenapa di bulan Juni ini udara terasa lebih panas jika dibandingkan dengan periode awal musim semi yakni di bulan April dan Mei. Pada kedua bulan tersebut udara terasa begitu nyaman. Terkadang terangnya terpaan sinar matahari tidak menimbulkan rasa panas di kulit kita yang diterpanya. Sedangkan selama hari-hari di bulan juni ini teriknya sinar matahari begitu terasa di kulit, kelembaban udara yang tinggi menyebabkan rasa gerah yang membuat perasaan tidak nyaman. Saya dan teman Indonesia sempat berkelakar “ kalau bulan Juni aja gerahnya sudah begini, gimana rasanya di bulan Juli dan Agustus yang dikatakan merupakan masa-masa puncaknya musim panas”.
Ketika berada di rumah, jika kita ingin terbebas dari kegerahan udara, maka pendingin ruangan mestinya dinyalakan. Kalau tidak tubuh rasanya seperti bergetah. Beruntung bagi saya di siang hari yang selalu berada di kampus yang seluruh ruangannya dipasang sistem pendingin. Gerahnya suasana rumah akan terasa saat hari libur dimana kita tidak ke kampus dan juga saat malam hari. Di samping udara yang terasa gerah, dengan frekuensi yang tinggi, selama bulan Juni ini juga terjadi angina yang cukup kencang. Keberadaan angin ini terkadang cukup membantu mengusir hawa gerah yang ada. Tak jarang saya membuka jendela lebar-lebar ketika berada di rumah, baik siang dan malam hari guna mengusir kegerahan dan membiarkan hembusan angin masuk ke dalam ruangan.
Selama bulan ini masyarakat Jepang banyak yang mengenakan payung saat berada di luar ruangan walau hari tidak hujan. Di stasiun atau terkadang di dalam kereta ada saja dijumpai orang yang sedang mengipas-ngipas tubuhnya dengan kepas, atau menyeka buka atau lehernya dengan sapu tangan. Baju jas lebih banyak yang dijinjing ketika masih berada dalam perjalanan baik menuju atau meninggalkan tempat kerja/ tempat aktivitas lainnya. Maka kalau kepada saya ditanya mana yang lebih disukai suasana pada musim dingin, semi, atau panas ( musim panas sebenarnya belum dimulai, tapi suasananya bisa tergambar di bulan Juni ), maka saya akan mengurutkannya mulai dari yang paling disukai adalah sebagai berikut : musim semi, musim dingin dan terakhir musim panas.
1.      NYUUBAI
Nyuubai merupakan masuknya masa musim hujan yang terjadi di seluruh Jepang (kecuali Hokkaido dan Kepulauan Ogasawara). Momen ini biasanya berlangsung sekitar bulan Mei hingga Juli yang ditandai dengan meningkatnya curah hujan (biasa dikenal dengan istilah Tsuyu). Namun secara berangsur-angsur curah hujan akan kembali menurun dan biasanya menjadi jarang sekali turun hujan (dikenal dengan istilah Karatsuyu). Jika Karatsuyu menjelang ini berarti merupakan suatu bencana bagi para petani yang mempunyai sawah, karena sawah-sawah mereka akan kekurangan air selama Karatsuyu berlangsung.
Musim hujan berawal ketika udara lembab di atas Samudra Pasifik bertemu dengan udara dingin yang berasal dari daratan China. Selanjutnya akan terbentuk badai yang disebut Depresi Frontal yang menyebabkan turunnya hujan. Massa udara hangat dan udara dingin sangat berpengaruh terhadap curah hujan yang turun. Massa udara baik dingin maupun panas yang terlalu besar atau terlalu akan menyebabkan bencana alam berupa banjir atau kekeringan. 
2.      TAUE
Taue merupakan salah satu festival musim panas yang diadakan untuk menyambut datangnya musim menanam padi. Festival ini biasa diadakan tiap bulan Juni. Menanam padi merupakan pekerjaan yang penting karena padi nantinya akan menjadi makanan pokok. Penanaman padi biasanya dilakukan pada awal Juni hingga pertengahan Juni. Akhir-akhir ini penanaman padi di dekat kota besar jarang terlihat karena jumlah petani yang menanam padi jumlahnya makin berkurang.
3.      TERU-TERU BOZU (てるてる坊主)
Teru teru bozu adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di tepi jendela dengan menggunakan benang. Dari segi bentuk dan pembuatannya, boneka tersebut mirip dengan boneka hantu seperti yang dibuat pada saat Halloween. Jimat ini diyakini memiliki kekuatan ajaib yang mampu mendatangkan cuaca cerah dan menghentikan atau mencegah hujan. Dalam bahasa Jepang, teru adalah kata kerja yang berarti "bersinar" atau "cerah", dan bōzu dapat berarti bhiksu, atau dalam bahasa pergaulan masa kini dapat berarti "kepala botak"; kata itu juga merupakan istilah akrab untuk menyebut bocah lelaki.


Teru teru bōzu menjadi populer selama zaman Edo di antara masyarakat urban di mana anak-anak membuatnya untuk memohon cuaca baik sehari sebelumnya dan bernyanyi "pendeta cuaca baik, cerahkan cuaca esok hari.”
Secara tradisonal, jika cuaca berubah cerah, mereka akan digambari mata (bandingkan dengan daruma), sesajen berupa sake suci (神酒) dituangkan pada mereka, kemudian dihanyutkan di sungai. Di masa kini, anak-anak membuat teru-teru-bōzu dari kertas tisu atau kapas dan benang lalu menggantungnya di jendela ketika mengharapkan hari yang cerah, seringkali sebelum hari piknik sekolah. Menggantungnya secara terbalik berarti memohon agar hujan turun.

5.      Koromo-gae (pergantian baju untuk musim ini)
Menurut tradisi awal bulan Juni adalah waktu untuk mulai mengenakan pakaian musim panas. Pakaian musim dingin disimpan untuk musim tersebut. Kebiasaan ini dimulai sebagai kegiatan resmi di Istana Kaisar, kemudian mulai menyebar ke masyarakat umum. Sekolah dan perusahaan yang berseragam masih mengikuti kebiasaan ini, dengan setiap orang mulai mengenakan seraga, musim panas mereka pada saat ini.



Essay Contest


Last week, there're some contest that my camp holding it, Photography Contest, Caricature Contest, and the last one, it's Essay. and i choose it. the theme is about "Violence in Education, is that curriculumn's wrongness?"
here's my essay, come out, and thought this one :3

ENCOURAGEMENT, BUKAN DISCOURAGEMENT
            Negara kita, Indonesia, sebuah negara berkembang yang memiliki peduduk lebih dari 244 juta jiwa. Dengan jumlah sumber daya manusia yang lebih banyak dibandingkan dengan Perancis , wajar bila seandainya timbul pertanyaan “kenapa kita tidak bisa menjadi negara maju seperti Perancis dengan penduduk kurang dari 100 juta jiwa”. Setidaknya dengan wilayah dan sumber daya manusia yang kaya, Indonesia harus lebih maju dibanding Perancis.
Titik persoalan yang melatarbelakanginya terletak pada kekuatan sumber daya manusia itu sendiri. Pada dasarnya tidak ada faktor yang membedakan sumber daya manusia negara maju dengan sumber daya manusia di negara berkembang. Namun, tolak ukur yang lebih dipentingkan terdapat pada tingkat pendidikan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusianya, semakin tinggi pula potensi untuk memajukan negaranya.
Dengan jelas, hal diatas menggambarkan bahwa pendidikan Indonesia dengan pendidikan di negera asing memiliki perbedaan. Diferensiasi yang cukup signifikan terdapat pada proses dan pola pendidikannya dalam mencapai tujuan.
Kita lihat Indonesia, Undang-Undang Pendidikan yang sering direfisi, kurikulum pendidikan yang sering diperbaharui, praktik pendidikan yang bertentangan sering menghantui masyarakat. Tidak hanya itu, para pemeran peserta didik pun mempunyai karakter yang beragam sehingga menimbulkan masalah yang beragam pula.
Misalnya, banyak siswa yang menyontek demi nilai dan tugas terpenuhi tanpa mengerti sama sekali apa yang mereka kerjakan. Menyontek merupakan perilaku korupsi kecil, dan korupsi itu dibibiti dengan kebohongan. Kembali kita lihat pada masing-masing karakter guru yang seharusnya mendidik muridnya diawali dengan sebuah kejujuran. Hal penting yang sejenak terlupakan, kejujuran, kunci dari segalanya.
Sistim pendidikan saat ini berbasiskan pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dimana peserta didik (murid) dituntut lebih aktif daripada pendidiknya (guru). Tetap saja kita beranggapan bahwa tugas seorang guru adalah menerangkan dan memberikan nilai atas usaha muridnya selama proses belajar. Betapa bangganya seorang guru yang membagi ilmu pada anak didik beliau, dan anak didiknya kembali membagikan ilmu tersebut pada generasi berikutnya.
Seorang guru berhak memberikan nilai pada siswanya dan memberi tahu kriteria penilaiannya. Tapi apakah seorang guru pernah mengajarkan bagaimana seorang siswa harus berjuang demi mendapat nilai darinya? Mungkin ada sebagian guru yang mengajarkan itu, tapi seorang siswa juga memperhitungkan kebiasaan guru tersebut. Jika guru itu malas membaca tugas para siswa dan hanya membubuhkan tanda tangan sebagai pengahargaan bagi usaha siswa mengerjakan tugas, para siswa juga cenderung mengerjakan tugas dengan asal-asalan dan menyalinnya dari internet atau temannya tanpa mereka mengerti apa yang mereka salin. Sebenarnya apa tujuan guru memberi tugas tersebut? Untuk nilai atau agar siswanya mengerti materi yang ditugaskan?
Apakah dalam KTSP seorang guru hanya memberi tugas dan nilai saja? Ataukah dalam KTSP, seorang siswa dituntut untuk bertanya apa yang tidak dimengerti dan guru tersebut akan menjelaskannya untuk siswa yang bertanya saja? Banyak siswa yang dibiarkan tidak bisa karena ia malu bertanya pada gurunya. Banyak guru yang menganggap siswa yang tidak bertanya sudah bisa. Tak heran apabila banyak anggota DPR yang tertidur saat pemimpinnya sedang berbicara karena dari dulu mereka diajarkan bahwa orang yang berbicara itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk orang yang mengajukan pertanyaan pada pemimpin tersebut.
Setiap manusia terlahir dengan potensi masing-masing. Tanpa digali dan dikembangkan potensi tersebut tidak ada apa-apanya. Menuntun manusia agar potensinya dapat menjadi sesuatu yang berharga adalah tugas seorang guru. Setiap murid juga terlahir dengan kekurangan masing-masing. Namun, kekurangan itu ada bukan untuk diremehkan atau dilupakan begitu saja. Kekurangan itu ada karena kita harus berusaha untuk melengkapinya dengan usaha dan upaya.
Seorang murid yang kurang dalam pelajaran Bahasa Inggris, belum tentu dia juga kurang pada pelajaran lain. Guru yang baik akan menghargai kekurangan dan kelebihan siswanya. Dan guru yang mendukung siswanya adalah guru yang percaya akan kemampuan siswanya.
Kita lirik lagi pada budaya Indonesia, adanya hukuman fisik sudah menjadi hal yang sangat wajar dan masih banyak para pendidik yang memberikan hukuman fisik terhadap peserta didik mereka. Sebuah data menyatakan, selama bulan Januari-April 2007 terdapat 417 kasus kekerasan terhadap anak. Kekerasan fisik 89 kasus, kekerasan seksual 118 kasus, dan kekerasan psikis 210 kasus. Dari jumlah itu, 226 kasus terjadi di lingkungan sekolah.
Dalam menetapkan norma di sekolah, perlu didukung dengan adanya sanksi. Jika hukuman dan sanksi itu tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, maka terjadi kekerasan. Sering kali adanya kesenjangan kepentingan antara pendidik dengan peserta didiknya, maka tak jarang pula timbullah masalah, sehingga hukuman dijatuhkan pada peserta didik, karena guru merasa berkewajiban dalam mempertahankan disiplin dan norma yang berlaku disekolah. Sering kali hukuman itu bertentangan dengan hakikat pendidikan dan hak azasi anak. Dan kekerasanlah hukumannya.
Menurut Blask (1951) Kekerasan (violence) adalah pemakaian kekuatan yang tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai emosi yang hebatatau kemarahan yang tidak terkendali, tiba-tiba, bertenaga, kasar dan menghina. Kekuatan itu biasanya kekuatan fisik yang disalahgunakan terhadap hak-hak umum, kebebasan umum sehingga bertentangan dengan hukum.
Kekerasan dalam pendidikan tampak seperti hukuman fisik yang mana pendidik tidak punya pilihan lain yang lebih baik lagi, yang sudah kehabisan akal, atau pendidik yang sudah terbiasa untuk berlaku kasar. Menurutnya, kekerasan adalah hal yang mudah karena tidak membutuhkan pemikiran, latihan atau pengertian terhadap peserta didik, cukup dengan kewenangan melakukannya.
Kekerasan memang tidak selalu merupakan perilaku menyimpang. Ada juga paham yang yang mengemukakan bahwa kekerasan itu sudah melekat pada kemanusiaan seseorang, dan menganggapnya sebagai alat pengendali diri (self restraint).
Kemungkinan terjadinya kekerasan diawali oleh latar belakang pendidik dan anak didik. Atau oleh situasi saat berlangsungnya proses pembelajaran yang menimbulkan gejolak kedua belah pihak. Namun, beban kurikulum yang padat mungkin sedikit memicu persoalan. Bisa juga terjadi karena guru tidak paham makna dari kekerasan dan akibat negatifnya. Menurutnya, murid akan jera karena dihukum dengan beban fisik. Justru sebaliknya, hal itu dapat menyebabkan tekanan mental pada siswa, terlebih lagi jika peserta didik tersebut membenci dan tidak lagi respek terhadap gurunya.
Terjadinya hal demikian karena kurangnya kasih saying guru, seolah-olah dia memperlakukan muridnya sebagai subjek yang memiliki perbedaan individual. Juga karena kurangnya kompetensi kepala sekolah untuk membimbing dan mengevaluasi pendidik di sekolahnya.
Kisah kekerasan dalam pendidikan sering terjadi di Indonesia. Dampaknya selain menimbulkan luka fisik, juga luka psikologis. Fenomena ini bukan semata masalah pribadi, tapi juga merupakan tanggung jawab negara dan masyarakat, maupun menegak hukum harus terlibat untuk mengatasinya. Komite sekolah seharusnya lebih berperan dalam meniadakan praktik kekerasan yang bertentangan dengan tujuan pendidikan.
Murid yang mengalami hukuman fisik akan mamakai kekerasan di lingkungan keluarganya nanti, begitulah siklus kekerasan. Kekerasan akan melahirkan kekerasan. Disadari atau tidak, kekerasan akan membentuk psikologi sosial masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih terjadi di lingkungan kita, seperti kekerasan kakak kelas terhadap adik kelasnya.
Dampak dari kekerasan akan melahirkan proses ketakutan dalam diri anak untuk menciptakan ide-ide yang inovatif dan inventif. Kepincangan psikologis ini dapat kita lihat pada anak-anak sekolahan yang cenderung pasif dan merasa takut dan malu untuk berbicara didepan umum. Anak yang diberi hukuman fisik akan mengalami gangguan psikologis seperti pendiam, suka menyendiri, dan terkadang melakukan kekerasan yang sama terhadap teman atau orang lain.
Mari kita bandingkan sistim pendidikan Indonesia dengan negara lain. Di Amerika, murid baru dari negara lain yang diberikan tugas membuat karangan yang menurut orang tuanya karangan tersebut tidak ada logikanya dan sangat sederhana mendapatkan nilai E (excellent) yang artinya sempurna. Orang tuanya kembali bertanya, bukankah pendidikan itu memerlukan kesungguhan?. Di Indonesia, guru sangat sulit untuk memberi nilai. Filosofi mendidik disana bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang murid-murid agar maju. Encouragement. Bagi seorang guru Amerika, murid luar negeri yang baru saja datang ke negaranya, dan melihat karangan berbahasa Inggris, itu adalah hal yang luar biasa. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.
Di Indonesia, ketika seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Sebagai orang yang diuji, dia akan mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji berbelit-belit seakan membuat suasana yang tidak bersahabat. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan ditemukan juga menguji mahasiswanya dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
            Pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas..., Kalau,..., Nanti,..., dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Dan pastinya, tidak dengan kekerasan.
Solusi mengatasi kekerasan dalam pendidikan bisa dilakukan dengan mengarahkan semua pihak ke hal-hal yang positif dan meniadakan hal yang negatif. Beberapa alternatif pengganti hukuman fisik seperti menjalankan aturan secara konsisten, memperlakukan semua murid secara sama, membuat aturan yang mudah dimengerti dan dijalankan, berpikiran positif dan selalu berlandaskan kejujuran.
Kejujuran memang datang dari diri sendiri dan untuk diri sendiri pula, tapi tidak ada salahnya mencontohkan kejujuran untuk orang lain dan mendidiknya untuk berperilaku jujur. Meskipun kejujuran sepenuhnya tidak mampu membawa Indonesia menjadi negara maju, setidaknya Indonesia mampu berkembang dengan keadaan yang cukup baik untuk kesejahteraannya.

CropPict of Me

Jl. Kathib Sulaiman, Padang ^^
well oh well, my second entry try to present my pictures...
feels good while i share this smile, whereever in an album or in life.
^^ yayy !!!